oleh

Talk Show ‘Ambon-Maluku Tangguh Bencana’: Kolaborasi Lintas Sektor Wujudkan Ketangguhan Hadapi Bencana

MANGGUREBEMAJU.COM, Ambon, 30 September 2025 — Talk show bertajuk “Ambon-Maluku Tangguh Bencana” sukses digelar di Lantai 2 Swiss-Belhotel, Ambon, Selasa (30/9). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam pengurangan risiko bencana, serta mendorong ketangguhan masyarakat di wilayah yang rentan terhadap bencana seperti Ambon dan Maluku.

Acara ini diinisiasi oleh Yayasan Sagu Salempeng Gereja Protestan Maluku (GPM), bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku, dan Pemerintah Kota Ambon, dengan mengangkat tema “Kolaborasi Semua Pihak Menuju Ketangguhan”.

Talk show tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain:

Asisten I Gubernur Maluku (mewakili Gubernur Maluku),
Ketua Fraksi PDIP DPRD Provinsi Maluku (mewakili Ketua DPRD Provinsi),
Sekretaris Umum MPH Sinode GPM (mewakili Ketua Sinode GPM), Ketua MUI Maluku,
Wali Kota Ambon, dan
Ketua DPRD Kota Ambon.

Ambon Semakin Tangguh Hadapi Bencana

Dalam sesi pembicaraan awal Wali Kota Ambon menyampaikan bahwa indeks risiko bencana di Ambon menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. “Tahun 2023 berada di angka 100%, tahun 2024 turun menjadi 99%, dan tahun ini berada di angka 97%. Ini menunjukkan ada progres, meskipun kita tidak bisa menghindari bencana, kita bisa mengurangi risikonya,” ujarnya.

Wali Kota juga menegaskan pentingnya kerja sama antara masyarakat, pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan media. “Semua stakeholder punya peran. Kita harus membangun ketangguhan masyarakat sejak dari level desa,” tambahnya.

Peran Pemerintah dan DPRD dalam Mitigasi Bencana

Dari sisi legislatif, “perwakilan DPRD Provinsi dan DPRD Kota Ambon” menekankan pentingnya penganggaran yang memadai untuk kegiatan mitigasi bencana. Disebutkan bahwa anggaran mitigasi terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2024, alokasi dana mencapai Rp3 miliar dan ditargetkan naik menjadi Rp4 miliar pada tahun 2026.

Namun demikian, mereka juga mengakui bahwa belum semua desa di Kota Ambon ditetapkan sebagai “Desa Tangguh Bencana”, dan perlu sinergi bersama untuk mendorong percepatan program ini.

Peran Lembaga Keagamaan: Harmoni dengan Alam dan Sesama

Perwakilan dari “GPM dan MUI Maluku” menyampaikan perspektif keagamaan dalam menghadapi bencana. Menurut mereka, bencana bukan hanya soal alam, tetapi juga soal perilaku manusia dan relasi sosial.

Ketua MUI menyampaikan bahwa dalam Islam, bencana bisa menjadi bentuk ujian, peringatan, atau bahkan rahmat. Sementara itu, GPM menegaskan pentingnya membangun “hubungan harmonis dengan alam”, dan menjadikan gereja sebagai ruang penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

Tantangan di Lapangan: Masih Banyak yang Harus Dikerjakan

Dalam sesi tanya jawab, sejumlah peserta dari desa dan kelurahan menyampaikan kendala yang dihadapi, mulai dari “belum adanya alat deteksi tsunami”, “minimnya rambu evakuasi”, hingga “belum optimalnya dukungan anggaran dari pemerintah kota provinsi dan pusat”.

Menanggapi hal tersebut, “Asisten I Gubernur Maluku” menegaskan bahwa regulasi sudah tersedia, namun implementasinya membutuhkan kolaborasi.

“Pemerintah desa bisa menggunakan dana desa untuk program penanggulangan bencana, asalkan melalui musyawarah,” ujarnya.

Pesan Penutup: Mari Bersatu Hadapi Bencana

Talk show ditutup dengan sejumlah pesan penting dari para tokoh, salah satunya dari Ketua DPRD Provinsi Maluku yang menekankan pentingnya mempersiapkan “generasi tangguh” sejak dini. Sementara Ketua DPRD Kota Ambon menyoroti “pentingnya kesadaran masyarakat”, terutama dalam hal kecil seperti membuang sampah sembarangan yang bisa memicu bencana.

Wali Kota Ambon menutup kegiatan dengan pesan menyentuh, menyanyikan lagu yang berisi ajakan untuk “lebih banyak berdoa, menjaga alam, dan bersyukur dalam menghadapi segala tantangan”

Kolaborasi adalah Kunci

Talk show “Ambon-Maluku Tangguh Bencana” menjadi momentum penting untuk mengingatkan semua pihak bahwa “pengurangan risiko bencana adalah tanggung jawab bersama”. Pemerintah, masyarakat, tokoh agama, akademisi, hingga media memiliki peran strategis dalam menciptakan “Ambon dan Maluku yang tangguh dan siap menghadapi bencana di masa depan”.(LD).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *