MANGGUREBEMAJU.COM, Konferensi pers Dinas pariwisata kota Ambon, melalu AMO dalam penilaian UNESCO tahap pertama terhadap Ambon city of music.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (KominfoSandi) Kota Ambon, Dr. Ronald H. Lekransy, ST., M.Si., sejumlah Kepala Bidang dari Dinas Pariwisata Kota Ambon, tim dari Ambon Music Office (AMO), serta awak media yang menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Ambon.
Lewat penuturan directur AMO Ir. Ronny Loppies, M.Sc.F mengatakan bahwa, Kolaborasi semua stakeholder ada akademisi, bisnis community, government, media, itu harus semua fokus untuk melihat bahwa budaya itu adalah sebuah pergerakan kota masa kini, untuk mencapai kota yang berkelanjutan dari masa ke masa, karena ini penting.
Oleh karena itu dengan penetapan UNESCO atau penilaian evaluasi tahap pertama dari tahun 2020-2024 Ambon city of music itu mendapatkan predikat “excellent” itu harus menjadi sesuatu yang penting untuk semua daya dorong bisa dilakukan dari budaya terutama dari city of musik itu sendiri.
Direktur AMO dengan penuh bangga, mengatakan:
“Pencapaian kita yang luar biasa karena bukan nilai diri sendiri tetapi dinilai oleh kota-kota kreatif dan kita berada pada nilai tertinggi yaitu “excellent” mendekati 5,0 dan ini patut kita banggakan.
penilain ini sudah berdasarkan mekanisme penilaian dari UNESCO yang telah dikirimkan ke beberapa kota kreatif di dunia, termasuk Ambon, dan dikoordinasikan melalui Auckland serta sejumlah koordinator internasional.
Diluar dugaan ternyata AMO memiliki program yang paling tertinggi yaitu program-program inovasi yang dilakukan oleh Ambon music office dalam konteks mengaitkan antara musik dengan lingkungan, musik dengan infrastruktur, musik dengan pendidikan.
“Memang itu adalah hal yang penting bahwa musik untuk kota Ambon itu bukan hanya bicara bermain musik dan selesai, karena sudah ada di dalam diri Ambones, tapi yang paling penting adalah menggunakan itu sebagai kekuatan menggerakan kota yang seasonnable”.
Karena Ambon disebut sebagai pemimpin dalam pendidikan musik, keterlibatan anak muda, dan pengembangan komunitas melalui program UNESCO Creative Cities.
Dan direktur Amo salah satu yang sangat dibanggakan kepemimpinannya di bidang musik. Karena terlihat AMO sangat aktif di dalam bidang musik, Dan hanya kota Ambon yang berani menawarkan diri untuk menjadi kota musik dunia.
Adapun rancangan yang sedang AMO siapkan, dalam festival internasional nanti pada Oktober 2025 yang akan mendatangkan 12 negara, melibatkan pertunjukan musik internasional, forum musik tingkat Asia, serta resital dari sekolah-sekolah imbas program kurikulum musik.
Terkait dengan pembangunan sekolah music beliau katakan “Saya pernah mengatakan bahwa ruang-ruang pendidikan musik untuk ambones itu tidak terbatas hanya pada ruang fisik tapi semua orang bisa belajar contohnya kurikulum musik, ini bukan pendidikan musik tapi musik untuk pendidikan”
Karena menurutnya sekarang dari 10 sekolah itu ada sekolah-sekolah imbas lalu sekolah musik bagaimana? itu sudah luar biasa jadi pemikiran yang spektakuler sebenarnya.
“Gunakanlah apa yang ada yang menjadi potensi kita, untuk menggerakkan kota ini, jadi kita tidak perlu sama dengan orang lain kalau misalnya bilang ada sekolah musik, kalau ada itu berarti sesuatu yang bagus, tapi kalau tidak adapun pendidikan musik dalam kurikulum musik tinggal di follow up saja atau ditingkatkan Pada kurikulum SD dan SMP di usia anak-anak dan remaja”
Dukungan anggaran juga sangat dibutuhkan,
Kalau diperhatikan di setiap pertemuan tahunan sebenarnya cuma very good yang kita dapatkan, karena kita tidak pernah hadir setiap tahun pertemuan, dan kita hanya memilih secara deadline. Kalau hadir bisa excellent, ungkapnya.
Dijelaskan beliau Ada 2 forum pertemuan yaitu, 1.forum walikota
2.forum vocal point.
Kalau pertemuan Walikota seperti kemarin di Prancis ada 80 Walikota seluruh dunia yang hadir, namun sayangnya walikota tidak hadir, dan ketidak hadiran kita tentu saja dipertanyakan.
Kalau kita hadir pastinya kita dapat berinteraksi dan saling bangun jejaring, sehingga kekuatan kita sebagai Kota musik itu bisa terhubung dengan kota-kota yang lain, karena pendekatannya bukan cuman dari sisi vocal point atau dari AMO tapi juga dari kota, jadi memang kita butuh anggaran, karena yang mengambil komitmen bukan AMO tapi kota.
Kiranya lewat pencapaian ini beliau berharap ada dukungan seluruh elemen, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, media, dan pemerintah, untuk bersama melihat bahwa budaya, terutama musik, adalah motor penggerak kota masa kini menuju masa depan, pungkasnya. (LD).
Komentar