oleh

Kepsek SDN 5 Ambon, Kurang Guru, Butuh Pembenahan Infrastruktur dan Dukungan Kurikulum Baru

MANGGUREBEMAJU.COM, Ambon, Salah satu Sekolah Dasar di Kota Ambon menghadapi sejumlah tantangan penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Selain masih kekurangan tenaga pengajar, kondisi fisik bangunan sekolah juga memerlukan perhatian serius.

Pada tahun ajaran baru ini, SD negeri 5 Ambon hanya menerima 46 peserta didik dari total kuota 56 siswa untuk dua rombongan belajar, hal ini dijelaskan oleh Murni Zaitun S.Pd selaku kepala sekolah SDN 5 Ambon yang kami temui di halaman sekolah tersebut dalam sesi wawancara awak media Senin 14 juli 2025 siang kemarin.

Menurut beliau meski belum mencapai jumlah maksimal, pihak sekolah tetap bersyukur karena penerimaan tidak melebihi kapasitas. Namun, kepala sekolah berharap adanya pemerataan penerimaan siswa di kawasan tersebut.

“Di kompleks ini ada empat sekolah. Kami mendorong orang tua untuk juga mempertimbangkan sekolah lain agar tidak terjadi ketimpangan, dan semua sekolah tetap mendapatkan siswa,” ujar Kepala Sekolah.

Dari sisi tenaga pendidik, sekolah memiliki 15 guru PNS, 2 guru PPPK, serta 2 guru honor. Namun demikian, kebutuhan masih belum terpenuhi sepenuhnya, sekolah sangat memerlukan tambahan satu guru kelas dan satu guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) untuk menunjang proses pembelajaran secara optimal.

Permasalahan lain yang cukup mendesak adalah kondisi bangunan sekolah sebanyak empat ruang kelas mengalami kebocoran parah, plafon dan atap rusak, serta lantai (tehel) yang sudah tidak layak digunakan.
Pemerintah kota telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi, namun hingga kini belum ada realisasi perbaikan.

Dalam hal kurikulum, sekolah telah menerapkan Kurikulum Merdeka dan mulai mengenalkan pendekatan baru yakni Pembelajaran Mendalam. Namun, untuk mengoptimalkan pelaksanaan kurikulum tersebut, pihak sekolah sangat mengharapkan adanya pelatihan dan pendampingan nyata bagi para guru.

“Kurikulum baru ini sangat baik, tapi kami perlu pelatihan yang konkret agar guru-guru benar-benar siap menjalankannya di kelas,” tambah kepala sekolah.

Pihak sekolah berharap pemerintah daerah dan pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih, baik dalam bentuk penambahan tenaga pendidik, peningkatan kompetensi guru, maupun rehabilitasi bangunan sekolah yang sudah tidak layak pakai. (LD)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *