MANGGUREBEMAJU.COM, Ambon, 3 Agustus 2025 —Di tengah semangat menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80, sebuah peristiwa sederhana namun sarat makna terjadi di wilayah hukum Polsek Nusaniwe, Benteng, Kota Ambon.
Seorang nelayan dari Kelurahan Benteng, Gunung Nona, Bapak Semual Natro, datang dengan hati yang penuh haru dan bangga ke Mako Polsek Nusaniwe pada pukul 17.30 WIT. Ia membawa bukan sekadar kain, melainkan “bendera Merah Putih dan umbul-umbul, simbol perjuangan, semangat nasionalisme, dan harapan”.
Dengan penuh kerendahan hati dan suara yang bergetar oleh emosi, Bapak Semual menyerahkan bendera tersebut bukan karena diminta, tapi karena panggilan nurani. Ketika ditanya oleh pihak Polsek Nusaniwe tentang alasan di balik pemberiannya, jawabannya mengguncang relung jiwa:
“Saya datang karena saya SIMPATI, saya APRESIASI, dan saya ingin menyampaikan TERIMA KASIH kepada Kapolsek dan seluruh anggota yang telah bekerja siang dan malam menjaga kami. Kami merasa AMAN dan NYAMAN. Ini tanda cinta saya untuk POLISI yang menjaga negeri ini!”
Tak ada seremoni besar. Tak ada mikrofon atau sorotan kamera. Tapi di dalam kesederhanaan itu, “terpancar kekuatan solidaritas antara rakyat dan aparat penegak hukum”. Dalam bendera yang berkibar itu, terkandung harapan bahwa keamanan bukan hanya tugas polisi, tapi tanggung jawab bersama.
Kapolsek Nusaniwe AKP Johan Anakotta, dan jajaran menerima bendera itu dengan penuh hormat. Di balik simbol itu, tersirat pesan: “Negeri ini masih punya harapan, selama rakyat dan aparat berjalan bersama.”
Situasi wilayah hukum Polsek Nusaniwe hingga saat ini dinyatakan dalam keadaan “aman dan kondusif”. Tidak ada kejadian menonjol yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Di tengah riuhnya hiruk pikuk dan tantangan menjaga keamanan, tindakan seorang nelayan sederhana ini menyulut semangat baru. Ia bukan pejabat, bukan tokoh besar, ia adalah rakyat biasa yang berani menunjukkan cintanya kepada negeri.
Satu bendera. Satu hati. Satu Indonesia. (*
Komentar